Telepon dari Cristiano Ronaldo disebut mengubah peta jalan karier Joao Felix. Pengaruh sang megabintang kini melampaui lapangan, menjadi magnet baru bagi Liga Arab Saudi yang ambisius.
Lupakan sejenak peran Cristiano Ronaldo sebagai mesin gol Al Nassr. Di bursa transfer musim panas ini, CR7 seolah mengemban tugas baru yang tak tertulis dalam kontraknya: menjadi Chief Influence Officer bagi Liga Pro Arab Saudi. Kekuatannya tak lagi hanya diukur dari jumlah gol, melainkan dari siapa yang mengangkat telepon ketika namanya muncul di layar. Korbannya kali ini? Joao Felix.
Sebuah narasi kepulangan yang romantis sejatinya sedang disiapkan di Lisbon. SL Benfica, klub yang melambungkan nama Felix, siap membuka kembali pintu bagi anak emasnya yang tersesat. Felix, yang sinarnya meredup setelah transfer raksasa ke Atletico Madrid dan masa peminjaman yang tak menentu di Chelsea, bisa saja pulang ke “rumah” untuk menata ulang kariernya. Namun, skenario indah itu buyar dalam sekejap.
Penyebabnya adalah sebuah dering telepon dari Riyadh. Di ujung sana, suara yang sangat familiar bagi seluruh pemain Portugal: Ronaldo.
Menurut laporan yang beredar kencang di Eropa, panggilan telepon dari Ronaldo inilah yang menjadi titik balik. Ia tidak hanya menawarkan posisi di lini depan Al Nassr. Lebih dari itu, ia menawarkan sebuah proyek, sebuah visi bermain bersama sang idola di sebuah liga yang sedang berambisi menjadi pusat gravitasi baru sepak bola dunia. Tawaran ini bukan sekadar soal gaji, tapi soal warisan dan kesempatan untuk menjadi bagian dari revolusi yang dipimpin langsung oleh Ronaldo.
Di sinilah kita melihat sudut pandang yang berbeda. Ini bukan lagi berita tentang Joao Felix yang menolak Benfica. Ini adalah demonstrasi kekuatan Ronaldo sebagai duta besar tak resmi. Jika sebelumnya para pemain bintang datang ke Arab Saudi karena tawaran finansial yang menggiurkan dari klub, kini ada faktor kedua yang tak ternilai: The Ronaldo Effect.
Pengaruh Ronaldo telah melampaui fungsinya sebagai pemain. Ia adalah magnet. Kehadirannya menjamin sorotan global, meningkatkan standar profesionalisme, dan kini, ia aktif menjadi jembatan bagi talenta lain. Al Nassr seolah menjadi “Portugal Kecil” di tengah gurun, dengan Ronaldo sebagai episentrum yang menarik kompatriotnya seperti Otavio, dan kini, mungkin Joao Felix.
Bagi Felix, ini adalah pertaruhan besar. Ia meninggalkan kesempatan untuk membuktikan diri kembali di panggung elite Eropa demi bergabung dengan sebuah proyek ambisius. Namun, bermain setiap hari bersama pahlawan masa kecilnya, di bawah bimbingan langsung seorang Ronaldo yang sedang membangun dinastinya sendiri, adalah sebuah proposisi yang tampaknya terlalu sulit untuk ditolak.
Pada akhirnya, kisah ini menegaskan satu hal: era di mana daya pikat Eropa menjadi satu-satunya magnet bagi talenta top dunia mungkin perlahan mulai terkikis. Bukan lagi hanya oleh kekuatan uang, tapi oleh bisikan dan ajakan para legenda mereka sendiri yang telah lebih dulu menyeberang. Dan di pucuk hierarki para legenda itu, ada nama Cristiano Ronaldo.