Cerita dongeng bahasa sunda mengisahkan cerita yang sederhana, relate dengan kehidupan sehari-hari, dan penuh dengan hikmah.
Dongeng bahasa Sunda biasanya mengisahkan cerita dari daerah Jawa Barat. Seperti dongeng pada umumnya, dongeng yang menggunakan Bahasa Sunda tidak diketahui siapa yang menciptakannya pertama kali. Sebab, cerita dongeng itu selalu diceritakan secara turun temurun sejak zaman dahulu.
Dongeng-dongeng tersebut berisikan cerita yang sederhana dengan hikmah dan amanat yang bisa diambil. Bisa dibilang, dongeng adalah salah satu cara orang tua jaman dulu untuk memberi nasihat kepada anak-anak dengan cara yang lebih menarik.
Beberapa Dongeng Bahasa Sunda
- Si Kabayan
Kabayan adalah tokoh yang sangat lekat dengan budaya Sunda. Ia adalah sosok imajinatif yang telah menjadi tokoh imajiner yang terkenal di Indonesia. Kabayan adalah seorang pria yang tidak memiliki pekerjaan yang formal. Kabayan juga digambarkan sangat dekat dengan alam.
Kabayan memiliki tingkah polah yang jenaka sekaligus cerdik. Ia digambarkan sangat sepadan dengan tokoh imajiner yang terkenal di Arab, Abunawas. Si Kabayan sering muncul sebagai tokoh utama dalam dongeng bahasa Sunda yang populer.
Salah satu kisah Kabayan yang jenaka adalah saat ia ingin menikmati masakan enak buatan sang mertua. Akan tetapi, si mertua itu hanya masak enak ketika ada tamu special yang dating. Kabayan pun menyamar sebagai seorang kiai agar dijamu oleh sang mertua.
- Kuda yang Malas
Kisah ini juga menjadi dongeng yang populer yang umum diceritakan dalam Bahasa Sunda. Pada kisah ini, kuda yang pemalas mencoba mengakali si kusir. Suatu Ketika, saat sedang membawa garam, kuda menceburkan diri ke sungai. Akibatnya, garam di punggungnya pun larut.
Esok harinya, kuda ditugaskan membawa tepung. Kuda yang malas membawa barang berat, lagi-lagi melempar dirinya ke sungai. Sehingga, tepung pun larut dan menghilangkan beban di punggung kuda.
Tak ingin diakali tiga kali, si pemilik pun menugaskan si kuda untuk membawa kapas sebanyak dua karung. Kuda yang malas, berlari ke sungai untuk ketiga kalinya. Betapa kecewa si kuda, ternyata kapas yang basah malah jadi lebih berat.
Dongeng bahasa Sunda ini mengajarkan kita untuk tidak boleh malas dan membuat siasat buruk untuk meringankan pekerjaan.
- Si Boncel
Alkisah ada seorang anak kelana bernama Boncel. Ia adalah anak yang cerdas, rajin, dan terampil. Ia diasuh oleh seorang kaya di kampung. Karena kemampuannya, Boncel tumbuh menjadi pemuda yang sangat berilmu. Karena itu, ia pun dijadikan seorang Bupati. Sayangnya, kekuasaan membuat Boncel lupa diri.
Suatu Ketika, dating seorang kakek dan nenek. Keduanya mengaku sebagai orang tua kandung Boncel. Sang Bupati kaget dan menghardik kedua orang tua renta itu. Kedua orang tua itu pun tak kuasa menahan linangan air mata mereka akibat sikap kasar Boncel.
Beberapa bulan kemudian, sebuah penyakit melanda tubuh Boncel. Ia merasakan gatal yang sangat hebat. Taka da salep, tabib, maupun ramuan yang bisa meredakannya. Boncel pun menyadari kedurhakaannya dulu.
Dongeng bahasa Sunda ini mengajarkan kita untuk menjaga sikap terhadap orang tua. Apalagi, orang tua tersebut adalah ayah ibu kita sendiri. Jangan sampai seperti Boncel, yang ditimpakan penyakit dari Tuhan karena ia bersikap durhaka terhadap orang tuanya. Kisah Boncel ini sangat mirip dengan cerita Malin Kundang, yang lebih populer di Indonesia.
Kesimpulan
Dongeng adalah sebuah cerita fiksi yang bertujuan untuk memberi nasihat dengan cara yang menghibur. Dongeng Bahasa Sunda pun memiliki jalan cerita yang sederhana, konflik yang dekat dengan kehidupan masyarakat, sera menghadirkan amanat serta hikmah yang bis akita ambil. Kalau Anda, suka dongeng yang mana?