Pengakuan terdakwa judol Kominfo mengancam integritas penyelidikan. Kasus ini berisiko menjadi skandal politik yang dapat melemahkan perang nasional melawan judi online di Indonesia.

Sidang kasus judi online yang melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memasuki babak baru yang mengkhawatirkan. Sebuah pengakuan mengejutkan dari seorang terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (16/7/2025), kini berisiko menggeser fokus penegakan hukum dari pemberantasan judi menjadi skandal politik internal. Perkembangan ini mengancam integritas seluruh proses penyelidikan dan upaya nasional dalam memerangi judol Kominfo.

Terdakwa dalam kasus tersebut mengklaim bahwa dirinya diminta oleh oknum penyidik untuk menyeret nama Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, dalam pusaran kasus. Imbalannya, menurut pengakuan terdakwa, adalah keringanan atau bahkan “tukar guling” kasus yang sedang menjeratnya. Pengakuan ini, terlepas dari kebenarannya, secara efektif menyuntikkan racun politisasi ke dalam proses hukum yang seharusnya steril.

Alih-alih berkonsentrasi pada pembuktian kejahatan judi online yang merusak jutaan warga, narasi publik kini berisiko terseret ke dalam drama tuduhan konspirasi tingkat tinggi. Hal ini menempatkan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Judi Online, yang dipimpin oleh Menko Polhukam Hadi Tjahjanto dan melibatkan Kominfo, dalam posisi sulit. Kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum yang menangani kasus judol Kominfo kini dipertaruhkan.

Para pengamat menilai, perkembangan ini adalah pukulan telak bagi perang melawan judi online di Indonesia. Saat pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan pemblokiran situs dan membekukan rekening bandar, munculnya dugaan “permainan” di tingkat penyidikan dapat melemahkan semangat dan soliditas aparat. Fokus yang seharusnya tertuju pada para bandar dan operator judol Kominfo kini terpecah oleh intrik internal yang dapat menghambat laju pemberantasan.

Kini, bola panas ada di tangan majelis hakim untuk memilah fakta dari fiksi dalam persidangan. Namun, tantangan yang lebih besar berada di pundak pemerintah dan Satgas Judi Online. Mereka harus mampu membuktikan bahwa perang melawan judol Kominfo tidak akan goyah oleh skandal apa pun. Jika tidak, yang menjadi korban sesungguhnya adalah masyarakat Indonesia yang terus terjerat dalam cengkeraman judi online, sementara para elite sibuk dengan pertarungan di belakang layar.