STAI Yapata Al-Jawami

Dari Meja Pemasaran ke Pesta Mewah! Sisi Lain Korupsi Bank BJB yang Menjerat Mantan Pejabatnya

korupsi bank bjb

korupsi bank bjb

Ketika uang periklanan bank disulap menjadi dana taktis untuk pesta pribadi. Simak bagaimana seorang pejabat perbankan terjerat kasus korupsi bank bjb dengan modus laporan fiktif yang merugikan miliaran.

Di satu sisi, ada tumpukan laporan pertanggungjawaban (LPJ) yang dingin dan kaku. Di sisi lain, ada kemeriahan pesta ulang tahun seorang anak di sebuah hotel mewah. Siapa sangka, dua dunia yang kontras ini terhubung oleh seutas benang merah bernama korupsi. Inilah potret buram yang terungkap dari kasus yang kini menjerat Wawan Setiawan, mantan Kepala Divisi Pemasaran Bank BJB Kantor Cabang Tangerang.

Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten telah menabuh genderang perang melawan praktik lancung di tubuh bank daerah tersebut. Nama Wawan Setiawan kini resmi menyandang status tersangka korupsi bjb, sebuah gelar yang mungkin tak pernah ia bayangkan saat merancang strategi pemasaran untuk nasabah. Ia tidak sendiri, Kejati Banten juga menyeret Rio, seorang pihak swasta yang diduga menjadi rekanannya dalam memanipulasi anggaran.

Apa yang sesungguhnya terjadi di balik pintu kaca kantor bank yang megah itu?

Menurut penyidik, modusnya terbilang klasik namun efektif: manipulasi. Wawan diduga menyulap anggaran belanja iklan dan promosi menjadi sumber dana segar untuk kepentingan pribadi. Caranya dengan menciptakan kegiatan-kegiatan periklanan fiktif. Laporan dibuat seolah-olah BJB telah membiayai sejumlah kegiatan promosi, lengkap dengan LPJ yang tampak meyakinkan. Kenyataannya, kegiatan itu tak pernah ada. Uang yang dicairkan pun mengalir ke kantong yang salah.

Selama periode 2021 hingga 2022, praktik ini diduga berjalan mulus, menggerogoti keuangan bank hingga mencapai angka fantastis Rp7,7 miliar. Uang sebanyak itu, yang seharusnya digunakan untuk membangun citra dan menarik nasabah, justru dipakai untuk membiayai gaya hidup. Puncak dari ironi ini, seperti diungkapkan pihak Kejati Banten, adalah penggunaan dana haram tersebut untuk menggelar acara ulang tahun anak Wawan di sebuah hotel. Sebuah perayaan pribadi yang dibiayai dari uang publik yang diselewengkan.

Kasus korupsi bank bjb ini menjadi pengingat getir tentang rapuhnya sistem pengawasan internal. Di tengah tuntutan target dan citra korporat yang kinclong, selalu ada celah bagi oknum untuk bermain api. Tersangka korupsi bjb ini bukan sekadar cerita tentang angka kerugian negara, melainkan sebuah narasi tentang pengkhianatan kepercayaan. Kepercayaan nasabah yang menitipkan dananya, dan kepercayaan institusi yang memberikan wewenang.

Kini, proses hukum tengah berjalan. Kejati Banten masih terus mendalami kasus ini, tak tertutup kemungkinan akan ada tersangka-tersangka baru yang ikut terseret dalam pusaran korupsi ini. Bagi publik, kasus ini adalah tontonan drama nyata tentang bagaimana godaan kemewahan bisa meruntuhkan integritas seorang pejabat dalam sekejap.

Exit mobile version